Writer’s Block is a psychiatric phenomenon experienced by writers in the form of a deadlock when writing because of certain obstacles. This study discusses the writer’s block that the female protagonist experienced in the metropop novel The Architecture of Love by Ika Natassa. Data was collected by the documentation study technique and reviewed with a literary psychology approach. The theoretical foundation used is the theory of Bergler, Singer Barrios. The research problems formulated are how the writer’s block phenomenon is displayed in the novel The Architecture of Love, and how the narrative elements in the work support the themes presented by the author. The results showed that the writer’s block phenomenon experienced by the main character was especially caused by unhappiness that is manifested in the form of apathy, anger, anxiety, and problems with other people ex-husband. Because the writer’s block is a psychological symptom, in this novel, the disorder can be overcome with therapy in the form of relaxation and establishing relationships with new people. As a romance-themed novel, the metropolitan novel The Architecture of Love is built by narrative elements that support the writer’s block theme. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Volume 5 Nomor 2 Juli-Desember 2020 E-ISSN 2527-807X P-ISSN 2527-8088 Diterbitkan oleh Fakultas Adab dan Bahasa IAIN Surakarta Terakreditasi Sinta Peringkat S3 Fenomena Writer’s Block dalam Novel Metropop The Architecture of Love Karya Ika Natassa TANIA INTAN Program Studi Sastra Prancis, Universitas Padjadjaran Bandung, Indonesia dikirim 15/5/2020 diperbaiki 30/8/2020 diterima 3/10/2020 DOI hlm 147-157 Writer’s Block is a psychiatric phenomenon experienced by writers in the form of a deadlock when writing because of certain obstacles. This study discusses the writer’s block that the female pro tagonist experienced in the metropop novel The Architecture of Love by Ika Natassa. Data was collected by the documentation study technique and reviewed with a literary psychology approach. The theoretical foundation used is the theory of Bergler, Singer & Barrios. The research problems formulated are how the writer’s block phenomenon is displayed in the novel The Archi tecture of Love, and how the narrative elements in the work support the themes presented b y the author. The results showed that the writer’s block phenomenon experienced by the main character was especially caused by unhappiness that is manifested in the form of apathy, anger, anxiety, and problems with other people ex-husband. Because the writer’s block is a psychological symptom, in this novel, the disorder can be overcome with therapy in the form of relaxation and establishing relationships with new people. As a romance-themed novel, the metropolitan novel The Architecture of Love is built by narrative elements that support the writer’s block theme. Keywords writer’s block, metropop, literary psychology, Ika Natassa Ika Natassa adalah salah satu penulis kontemporer kenamaan Indonesia. Ia lahir di Medan pada tanggal 25 Desember 1977. Sebelum menulis novel, ia bekerja sebagai karyawan Bank Mandiri dan telah mendapatkan sejumlah penghargaan di bidang perbankan. Karena kecintaannya terhadap buku, Ika Natassa terinspirasi untuk membuat LitBox, yaitu bisnis penjualan buku secara online, tanpa pembeli mengetahui novel apa yang akan diterimanya Saraswati 2019. Namun, pembaca tidak akan dikecewakan karena LitBox akan memberikan novel yang paling direkomendasikan. Ika Natassa juga mengadakan kampanye Reading is Sexy pada tahun 2014 untuk meningkatkan minat baca masyarakat. Ika Natasha mulai menulis sejak tahun 2006. Seluruh karyanya diklasifikasikan bergenre metropop, seperti A Verry Yuppy Wedding 2007, Divortiaire 2008, Underground 2010, Antologi Rasa 2011, Twivortiaire2012, Twivortiaire 2 2014, Critical Eleven 2015, dan The Architecture of Love 2016. Sebagian dari karyanya telah difilmkan, yaitu Critical Eleven 2017, Susah Sinyal 2018, Antologi Rasa 2019, dan Twivortiaire 2019. Genre metropop yang diusung Ika Natassa ini selalu mengangkat sisi kehidupan urban dengan romansa yang sering terjadi pada masyarakat kota. The Architecture of Love dipilih sebagai objek penelitian ini karena isi ceritanya yang menarik serta apresiasi yang cukup tinggi dari para pembacanya. Salah satu keunikan dari novel-novel Ika Natassa adalah keberadaan protagonis dari novel-novelnya yang lain. Dalam The Architecture of Love misalnya, pembaca Critical Elevenakan dapat langsung mengenali keberadaan tokoh Ale Risjad, Anya, beserta anak kedua mereka yang baru lahir. Mereka yang telah membaca Antologi Rasajuga tidak akan menyangka bahwa dua protagonis novel tersebut, Harris Risjad dan Keara, pada akhirnya menikah dalam The Architecture of Love. Kemunculan tokoh- Tania Intan 148 Leksema Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 2 tokoh tersebut dalam bingkai yang sama dimungkinkan, karena mereka dikisahkan memiliki pertalian darah Ale dan Harris adalah kakak beradik, sedangkan Raia Risjad, tokoh utama novel The Architecture of Love, adalah saudara sepupu mereka. Novel yang terdiri dari 304 halaman dan 22 bab tersebut diterbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2016. Karya ini ditulis Ika Natassa dengan bantuan PollStory yang berkolaborasi dengan Twitter. Melalui cara tersebut, pembaca memiliki hak untuk menentukan alur cerita melalui sejumlah polling. Menurut Agnes 2016, proyek penulisan yang dimulai pada 31 Desember 2015 hingga 14 Februari 2016 dengan total 14 episode ini menarik pembaca dari seluruh dunia. Novel ini akan difilmkan dengan aktris Putri Marino sebagai pemeran tokoh Raia dan diproduksi oleh Starvision Plus Rura 2020. The Architecture of Love berkisah tentang Raia Risjad, seorang penulis novel terkenal yang bertemu dengan seorang arsitek bernama River Yusuf di New York. Keduanya berada di kota itu dengan alasan yang hampir sama, yaitu untuk berlibur sekaligus melarikan diri dari masa lalu masing-masing. Selain itu, Raia juga sedang mengalami hambatan dalam menulis sehingga terus menerus ditagih oleh editornya. Menulis, menurut Sibarani 2007, 132, adalah proses kognitif dan perilaku yang sangat rumit, bahkan dianggap satu tingkat lebih sulit di atas kegiatan membaca dan memahami. Dalam novel The Architecture of Love, ada indikasi gejala writer’s block yang dialami Raia, karena hampir selama tiga tahun, ia tidak lagi menghasilkan karya baru. Dengan mengutip kajian psikologis dari Jerome Singer dan Michael Barrios 1981, Firmansyah 2018 menyebutkan bahwa penulis dapat mengalami kesulitan dalam menuangkan ide, yang dalam dunia kepenulisan disebut dengan writer’s block, sebuah istilah yang ditemukan oleh Edmund Bergler Konnikova 2016. Selama dua puluh tahun, Bergler mempelajari para penulis yang menderita penyakit neurotic inhibitions of productivity. Dalam jurnal American Imago 1950, Bergler menulis artikel dengan mengargumentasikan bahwa penulis memiliki misi yang sama dengan psikoanalis. Seorang penulis secara tidak sadar tries to solve his inner problems via the sublimatory medium of writing. Mereka mencoba menyelesaikan masalah internalnya dengan melalui media tulisan. Dengan demikian, penulis yang terhambat menulis berarti terhambat secara psikologis Konnikova 2016. Bukan hanya penulis pemula, penulis besar seperti Alexandre Dumas, Victor Hugo, JK Rowling, dan Herman Melville sekalipun dapat mengalami writer’s block. Anindito 2007 menjelaskan bahwa kemacetan dalam menulis ini bersifat sementara. Menurut Poff yang dikutip oleh Bastug 2017, 605, penulis yang mengalami writer’s block bukan berarti tidak memiliki keinginan untuk menulis, tetapi ia merasa gagal dalam menghasilkan sebuah teks. Menurut penulis Dee Lestari 2015, ada dua jenis kondisi hambatan menulis ini. Yang pertama bersifat akut, yaitu saat cerita yang sedang ditulis terhalang oleh perintang yang sebenarnya kecil, tetapi dapat menjadi besar karena ketidakjelian penulis. Tingkatan ini lebih sesuai dikategorikan sebagai distraksi daripada kebuntuan. Sedangkan yang kedua, writer’s block yang terjadi karena hambatan besar, sebagaimana penulis menghadapi tembok yang tidak dapat ditembus. Méry & Noiville 2011 menjelaskan bahwa gejala hilangnya ide seperti ini adalah penyakit yang memalukan bagi penulis. Mereka menggambarkan tanda-tanda berikut ini sebagai indikasi dari terjadinya writer’s block. Fenomena Writer’s Block dalam Novel Metropop The Architecture of Love Karya Ika Natassa Leksema Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 2 149 Ada sesuatu yang terasa menjadi gila. Semakin Anda menatap layar, semakin dia menatap Anda. Tidak ada yang dihasilkan dari pandangan yang steril itu. Di otak Anda hanya ada kekacauan. Anda meragukan setiap kata, setiap kalimat, yang Anda ulangi sepuluh kali, lima belas kali, dan yang selalu berakhir di tempat sampah. Anda mengatakan pada diri sendiri ini masalah psikologis. Anda mengubah tempat penulisan, sudut pandang Anda, subjek Anda. Anda menunggu enam bulan untuk menyelesaikan semua ini. Tidak ada yang bisa dilakukan … Menurut Singer dan Barrios 1981 yang dikutip Firmansyah 2018, penyebab dari fenomena writer’s block adalah ketidakbahagiaan, yang terjadi karena empat hal mendasar, yaitu apatisme, amarah, kegelisahan, dan bermasalah dengan orang lain. Gejala ini memang bukan gangguan mental serius, tetapi jika dibiarkan berlarut-larut akan menimbulkan perasaan tidak nyaman. Penulis dapat benar-benar kehilangan motivasi yang membuat langkahnya terhenti sementara atau permanen King, 2020. Sebagai sebuah gejala psikologis, writer’s block dapat diatasi dengan perlakuan terapis, mulai dari hal-hal yang mudah seperti mandi, karena dapat merelaksasi tubuh yang penat, hingga pergi ke tempat baru yang jauh untuk menghindari kebosanan. Bersepakat dengan ide tersebut, Lestari 2015 menyarankan pada para penulis yang mengalami blocking ini untuk berhenti menulis sejenak, mandi, menjauhi distraksi, dan menggerakkan tubuh, sedangkan King 2020 menganggap kegiatan yang menyenangkan seperti membaca buku, menonton film dan berita, istirahat yang cukup, berolahraga, dan menulis bersama orang lain, dapat menjadi solusi dari gangguan menulis tersebut. Tim penerbit Stilettobook 2019 menganjurkan hal serupa, yaitu bersenang-senang tanpa meninggalkan kegiatan menulis. Beberapa solusi mengatasi writer’s blockyang tidak lazim ternyata dilakukan oleh para penulis besar dunia. Untuk menjaga produktivitasnya, Victor Hugo sering mengurung diri di rumah dan menulis tanpa memakai pakaian. Ketika menulis, Edgar Allan Poe selalu ditemani kucingnya yang ia anggap sebagai pengawas dalam pekerjaannya. Colette baru dapat mulai menulis bila ia telah menemukan kutu di tubuh anjing peliharaannya. Virginia Woolf lebih suka berdiri saat menulis, sedangkan James Joyce selalu menggunakan jas putih saat menulis. Agatha Christie memilih berendam di air hangat sambil memakan apel saat ia menyusun plot cerita yang rumit. Tema tentang penulis yang mengalami writer’s block pernah diangkat dalam beberapa karya. Salah satu di antaranya ditulis oleh Stephen King dalam novelnya yang berjudul Bag of Bones 1998. Buku ini menceritakan kisah seorang penulis novel yang terserang writer’s block selama bertahun-tahun yang dipicu oleh kematian sang istri. Ia duduk di depan komputer selama berjam-jam, hingga akhirnya mengalihkan perhatiannya dengan cara mengisi TTS. Namun, saat mencoba memaksakan diri menulis kembali, ia malah mengalami kolaps Anindito 2019. Karya lain yang menggunakan tema writer’s block adalah novel berjudul Keep the Aspidistra Flying 1936 karya George Orwell. Tokoh utamanya, Gordon Comstock, dengan hampir berputus asa berjuang untuk menyelesaikan sebuah puisi epik yang menggambarkan suatu hari di London. Masalah penulisan yang dihadapi ini terutama terjadi karena minimnya bakat menulis serta buruknya kondisi finansial yang membuat tokoh utama terus terpuruk. Situasi ini membuat tokoh tersebut menjadi sangat terobsesi pada uang dan kehilangan teman baik. Tania Intan 150 Leksema Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 2 Beberapa penelitian sebelumnya telah menggunakan novel The Architecture of Love sebagai objek formal dengan kecenderungan kajian pada wilayah linguistik. Secara kebahasaan, Widyasari 2018 membahas deiksis sosial, Febryanti dkk. 2019 mengupas permasalahan alih kode, dan Wardana & Anayati 2018 mempelajari maksim yang berada di dalam novel tersebut. Dengan perspektif berbeda, Amini dkk. 2017 meninjaunya dari sudut pandang lain yaitu telaah penggunaan media sosial Twitter untuk penyusunan cerita The Architecture of paparan mengenai penelitian terdahulu tersebut, dapat diketahui bahwa pembahasan mengenai fenomena writer’s block pada novel metropop karya Ika Natassa belum pernah dilakukan. Selain itu, dari penelusuran yang peneliti lakukan, diketahui bahwa pembahasan terhadap tema writer’s blockdalam karya sastra masih terbatas. Dengan demikian, dapat diargumentasikan bahwa artikel ini penting untuk ditulis dan dapat dijadikan landasan untuk penelitian lain. Untuk membatasi ruang lingkup kajian, maka permasalahan yang dirumuskan adalah 1 bagaimana fenomena writer’s block ditampilkan di dalam novel The Architecture of Love, dan 2 bagaimana elemen-elemen naratif dalam karya tersebut mendukung pada tema writer’s block yang disampaikan pengarang. Data berupa kutipan kata, frasa, dan kalimat dikumpulkan dari novel dengan teknik studi dokumentasi dan dikaji dengan teknik analisis isi. Metode yang digunakan untuk meneliti data adalah dengan metode deskriptif-kualitatif dan pendekatan psikologi sastra. Psikologi sastra merupakan salah satu jenis kajian sastra yang digunakan untuk membaca dan menginterpretasi karya sastra, pengarang karya sastra, dan pembacanya, dengan menggunakan berbagai konsep dan kerangka teori yang ada di dalam psikologi Wiyatmi 2011, 6. Landasan teoretis yang digunakan adalah teori penyebab writer’s block dari Bergler 1950 dan Singer & Barrios 1981. Berdasarkan gagasan MIT 1999 yang dikutip Sibarani 2007, Raia didiagnosis mengalami hambatan dalam menulis sejak tahap prewriting. Ia menemukan kesulitan besar untuk memulai. Hal ini sesuai dengan kriteria yang diajukan King 2020, bahwa kondisi writer’s block terjadi saat penulis mengalami kebuntuan di awal atau tengah jalan, kesulitan menemukan atau mengembangkan ide, kehilangan inspirasi serta motivasi, kehabisan ilham, dilanda kebosanan, atau gejala lainnya yang mengganggu jalannya proses kreatif dan produktivitas dalam kegiatan menulis. 1 Ah, itu dia! Kalimat awalnya! seru Raia dalam hati. Diambilnya notebookkecil dari saku mantel lengkap dengan pulpen, lalu dia menuliskan *…+ Great, setelah dua bulan, akhirnya dapat juga satu kalimat. Raia ingin jejingkrakan kegirangan saking bahagianya. Ditegakkannya posisi duduknya, diketuk-ketukkannya pulpen itu ke notebook, sambil terus mencari ide lagi. Think, Raia, think. Natassa 2016, 31 Setelah peluncuran bukunya yang terakhir, selama tiga minggu Raia berkeliling Indonesia untuk menghadiri rangkaian acara meet and greet, book signing, sampai writing workshop. Kegiatan-kegiatan tersebut biasa dilakukan oleh seorang penulis yang sedang mempromosikan karya terbarunya. 2 *…+ Raia kembali duduk di depan laptopnya, reality sets in. berjam-jam dalam berhari-hari dia duduk di situ tanpa hasil. Dia tidak bisa menulis FENOMENA WRITER’S BLOCK YANG DIALAMI TOKOH PENULIS Fenomena Writer’s Block dalam Novel Metropop The Architecture of Love Karya Ika Natassa Leksema Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 2 151 lagi. Dia tidak bisa lagi melakukan apa yang dia cintai. Dia tidak bisa membalas cinta pembacanya dengan menghasilkan karya lagi. Natassa 2016, 107 Kesulitan Raia dalam menulis dimulai sejak ada sesuatu yang hilang dari dirinya, tepatnya sejak ia bercerai. Sebelumnya, ia terbiasa menuliskan pengalaman diri terutama mengenai kisah percintaan hingga pernikahannya dengan Alam, sang suami. Menuliskan pengalaman sendiri memang hal yang paling mudah dilakukan Alamsyah, 2019. Oleh karena itu, semakin variatif pengalaman hidup penulis, maka akan semakin banyak hal bisa ia tuliskan. 3 Raia mendapat bonus, ikut roadshow, sering diajak Production Houseuntuk bekerja sama, tapi ada satu hal yang paling ingin dia lakukan tapi tidak bisa menulis lagi. Ada yang hilang dari dirinya yang membuatnya belum bisa menorehkan satu kalimat pun. The whole shindig was just too distracting, she needed to get away. Natassa 2016, 12 Raia mengakui bahwa ia kehilangan muse-nya, sumber inspirasi’. Ia lancar menulis saat masih menjadi istri Alam, karena kehidupan mereka berdua ia jadikan materi tulisannya. Namun, hal itulah yang di kemudian hari membuat mereka berpisah. Alam tidak dapat menerima kehidupan mereka dijadikan konsumsi publik, yang ia ketahui saat penayangan premierefilm yang diangkat dari novel Raia. 4 Raia tidak punya meja khusus untuk menulis, tidak pernah punya posisi tubuh tertentu yang paling ideal baginya untuk menghasilkan karya, tidak pernah mengetik berdiri, tidak pernah menyewa ruangan apa pun, bahkan tidak punya pulpen khusus. Baginya, pulpen seharga dua ribu rupiah sama saja dengan pena Montblanc hadiah dari penerbitnya, harga pulpen tidak ada hubungannya dengan seberapa lancar sebuah kisah mengalir dari kepalanya. Raia tidak punya ritual menulis apa-apa. Tapi dia tahu apa yang dia punya. Seorang muse. Lebih tepatnya, apa yang dulu pernah dia punya. Natassa 2016, 101 Karena kehilangan muse ini, Raia menjadi bersikap apatis dan mengarah pada sikap meragukan kemampuan dirinya sendiri. Ia mengalami kesulitan untuk membayangkan dan kehilangan kreativitas. Selain semangat, Raia tidak menemukan ide untuk mulai menulis, padahal menurut Rosenthal dan Yarmon yang dikutip Sayuti dkk. 2006, ide adalah jembatan di antara writerdan medium. 5 Dan setiap hari, bahkan sampai Erin pulang tiga atau empat jam kemudian, yang ada di depan Raia hanya latar putih dengan kursor mengedip-ngedip. Halaman kosong yang entah kapan bisa terisi. Apakah penulis yang sudah sekian lama tidak menulis masih pantas disebut penulis? Batinnya. Dan kalau tidak menulis, siapakah dirinya? Bukan siapa-siapa. Natassa 2016, 14 Apatisme ini pun diperparah dengan keyakinan pribadi Raia untuk mematuhi prinsip menulis yang diterapkannya pada diri sendiri. Ia mengharuskan tulisannya cocok dengan aturan-aturan kepenulisan yang umum. Dalam konteks ini, ia merasa harus membuat kalimat pertama yang spektakuler karena akan memberi kesan baik pada pembaca. 6 Dalam setiap wawancara, dengan media ataupun jika ada pembaca yang bertanya, Raia selalu bilang bahwa hal yang paling sulit dari setiap proses menulis adalah menemukan kalimat pertama, karena bagian itu yang meletakkan anchor cerita sekaligus mengusik pembaca. Karena itulah Tania Intan 152 Leksema Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 2 banyak artikel yang membahas kalimat-kalimat pertama dari novel yang dinilai paling berkesan. Natassa 2016, 48 Gejala writer’s block yang dialami oleh Raia juga disebabkan oleh kegelisahan karena tekanan batinnya. Pada tokoh ini ada kecenderungan untuk terlalu mengkritik diri sendiri yang dapat berujung pada situasi depresif. Hal ini terjadi karena ada kemarahan yang terpendam di dalam dirinya. 7 ‚Mbaaak, nulis lagi dong, buku Mbak yang terakhir udah kubaca dua puluh kali sampai lecek. Kangen buku barunya nih.‛ Dulu Raia selalu berseri-seri tiap membaca mention sejenis, sering dia balas dengan semangat juga. ‚Hai hai, sabar yah, lagi cari ide nih.‛ Tapi beberapa bulan terakhir mention seperti ini justru membuatnya sedih. Terbebani. Ada beberapa pertanyaan yang hanya kita sendiri yang tahu jawabannya, tapi justru kita tidak bisa menjawab. Kalau dia sendiri pun tidak tahu kapan dia akan mengeluarkan buku lagi, siapa yang tahu? ‚Lo stres beneran ya karena writer’s blockini?‛ Natassa 2016, 19 Meskipun bersifat relatif, ekspektasi yang terlalu tinggi atas tulisan sendiri berpotensi menjadi rintangan dalam suatu proses kreatif Firmansyah, 2018. Seluruh aspek yang telah muncul dalam telaah ini bermuara pada situasi internal protagonis yang tidak bahagia. Raia merasa cukup terbebani oleh adanya tanggapan keliru dari orang-orang sekitar yang tidak terlalu paham mengenai profesi penulis. Kegiatan menulis sering dianggap sebagai aktivitas yang dilakukan saat senggang, tidak membutuhkan konsentrasi tinggi, dan mudah dilakukan. 8 Begini salah satu nasib penulis. Setiap berkenalan dengan orang, biasanya tanggapannya salah satu dari tiga hal berikut. Satu ‚Oh, tapi lo sehari-harinya ngapain?‛ dengan nada seolah penulis bukan profesi. Dua ‚Wah, biasanya dapat ide dari mana saja?‛ *…+ Dan tiga ‚Mau dengar cerita hidup gue nggak? Mungkin bisa jadi inspirasi buat lo.‛ Yang ketiga ini banyak banget, bahkan sudah tidak terhitung berapa e-mail dari pembaca yang intinya ‚Mbak Raia mau menuliskan kisah hidup aku?‛ Natassa 2016, 17-18 Beban lain yang juga membuat Raia tidak nyaman untuk mulai menulis adalah adanya anggapan bahwa penulis harus mengikuti keinginan pasar. Kondisi semacam ini membuat penulis tidak total dalam mengekspresikan dirinya karena segan bila sampai tidak dapat memuaskan selera para pembaca. 9 Banyak yang belum tahu bahwa penulis tidak bekerja dengan cara dipesan seperti kita memesan nasi goreng. ‚Satu, Bang, ekstra pedas.‛ Atau ‚Satu, Bang, kecapnya dikit, pakai rawit ya.‛ *…+ lalu si abang tukang nasgor akan patuh mengikuti pesanan. Kadang penulis bahkan tidak ingin memasak nasi goreng, mungkin dia ingin mie rebus saja. Natassa 2016, 18 Karena faktor-faktor eksternal itulah, selain karena faktor-faktor internal yang lebih dominan, writer’s block yang dialami oleh Raia cukup lama terjadi dan relatif sulit diatasi. Meskipun demikian, tokoh tersebut ditampilkan sebagai sosok perempuan tangguh karena memiliki sikap resilien untuk keluar dari situasi yang membelitnya itu. Menurut Glicken 2006, resiliensi adalah kemampuan individu untuk menahan dan bangkit kembali bounce back dari tantangan hidup yang mengganggunya Deborah 2018, 123-124. Fenomena Writer’s Block dalam Novel Metropop The Architecture of Love Karya Ika Natassa Leksema Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 2 153 Untuk mengatasi writer’s block yang dialaminya, Raia mencari inspirasi dengan cara pergi ke New York. Sesuai dengan teori Singer & Barrios 1981, cara untuk keluar dari fase apatis adalah menyegarkan kembali pikiran yang buntu dengan berjalan-jalan, melakukan free writing, atau sekadar mandi. Meskipun tidak otomatis akan mengembalikan mood menulis, terapi sederhana seperti ini pada umumnya akan memberikan hasil positif. Dalam novel, Raia terungkap melakukan relaksasi dengan mengikuti pesta bersama Erin, mengelilingi kota New York bersama River, makan dan minum di tempat-tempat yang menarik, serta menonton film animasi Tom & Jerry sebagai hiburan. Meskipun telah banyak hal yang dilakukannya, inspirasi menulisnya tidak langsung muncul,akan tetapi, Raia tidak patah semangat karenanya. 10 Makin pahit lagi sewaktu dia kembali menghitung sudah berapa hari dia menyepi ke kota sejuta inspirasi ini -69 hari dan 68 malam- tapi belum ada satu baris kalimat pun yang bisa ia tulis. Natassa 2016, 13 Penulis harus selalu dalam proses mencari. Oleh karena itulah Raia mencoba terus melatih kepekaan menghadapi berbagai fenomena di sekitarnya. Bersama River, ia merekam segala aktivitas dan perbincangan yang melintas di dekatnya. 11 Writing is one of the loneliest professions in the world. Ketika seseorang menulis, hanya ada sang penulis dengan kertas atau mesin tik atau laptop di depannya, hubungan yang tidak pernah menerima orang ketiga. Bahkan ketika sedang dalam proses mencari seperti sekarang, Raia memang duduk di tengah keramaian, namun dia selalu memosisikan diri sebagai orang luar. Just an observer who separates herself from the crowd by building an invisible bumbble around. Natassa 2016, 29-30 Raia juga mencoba menggali kembali inspirasinya dengan banyak membaca. Hal ini selaras dengan argumentasi Widya 2019 bahwa membaca adalah salah satu kunci keberhasilan menulis. Semakin banyak membaca akan membuat wawasan dan pengetahuan semakin luas, sehingga penulis akan memiliki cukup referensi dan ide untuk menulis. Mc Neil, yang dikutip Fardiana 2019, 2, juga mengargumentasikan bahwa semakin banyak penulis membaca, maka kualitas tulisannya akan semakin baik. Kebahagiaan Raia saat karyanya diapresiasi banyak orang dan diekranisasi juga menjadi pendorong bagi resiliensi yang ia lakukan untuk keluar dari situasi writer’s block. 12 Bagi seorang penulis, buku yang dia hasilkan ibarat anak, yang akhirnya lahir setelah proses ‚mengandung‛ -menulis- yang penuh perjuangan, tidak mudah, dan tidak sebentar. Dan menyerahkan karya kepada produser untuk diadaptasi menjadi film ibarat menyerahkan anak kepada orang lain untuk diutak-atik‛. Butuh kepercayaan dan mungkin sedikit kepasrahan, walaupun tetap digelayuti ekspektasi. Natassa 2016, 11-12 Dari pembahasan terhadap faktor-faktor penyebab writer’s block yang dialami tokoh Raia ini, terungkap bahwa faktor internal lebih dominan dibandingkan dengan faktor eksternal, dan sangat mempengaruhi kinerjanya sebagai penulis. Namun, gejala psikologis tersebut dapat diatasi oleh resiliensi yang diwujudkan protagonis dalam bentuk relaksasi dan pengayaan wawasan. Ia melakukan penyembuhan atas dirinya sendiri dengan cara berteman dengan orang-orang yang mendukungnya, menyemangati dirinya sendiri dengan banyak membaca dan membuat catatan, rehat bila merasa Tania Intan 154 Leksema Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 2 lelah dan bosan, serta mencari ide baru dengan cara mendatangi tempat-tempat inspiratif. Dalam novel The Architecture of Love, cerita bergulir secara progresif maju, tetapi sesekali terlihat diselingi oleh sekuen-sekuen flashback seperti yang terjadi pada saat Raia mengingat masa lalunya bersama Alam Bab 8, hal. 97-100, dan saat River mengenang kecelakaan yang dialami Andara saat bersamanya Bab 10, hal. 136-140. Pergerakan narasi seperti ini menunjukkan adanya intensi pengarang untuk menyampaikan penjelasan logis atas setiap peristiwa yang terjadi di masa kini. Demikian pula dengan fenomena writer’s block yang terjadi pada tokoh Raia, ada alasan-alasan yang kuat yang menjadi penyebabnya. Raia dan River digambarkan sebagai perempuan dan laki-laki yang pernah terluka oleh masa lalu masing-masing. Raia bercerai dengan Alam, sedangkan River selalu dihantui rasa bersalah akibat kecelakaan yang membuat istrinya, Andara, meninggal dunia. 13 Raia menikah dengan Alam selama empat tahun enam bulan -empat tahun enam bulan yang juga menjadi masa paling produktif dalam karier kepenulisannya- sampai Alam meninggalkan rumah delapan belas bulan lalu, dan mereka bercerai dua bulan setelah itu. Alam meninggalkan rumah enam bulan setelah menghadiri premiere film Raia, yang mengubah segalanya di antara mereka. Natassa 2016, 101-102 Meskipun awalnya ditampilkan sebagai sosok laki-laki misterius, lama-kelamaan River mulai membuka diri. Sejak bertemu secara tidak sengaja di Wollan Skating Rink, River mengajak Raia berkeliling New York, bersama-sama mencari inspirasi. Setiap hari, mereka menyusuri kota, menikmati burger di Madison Square Park, dan mampir di bioskop untuk membeli popcorn. Sambil menggambar sketsa gedung-gedung, ia dengan setia menemani Raia mencari inspirasi menulis dan bahkan sempat menjadi Instagram boyfriend untuk menghiburnya. 14 ‚Lo nggak tahu istilah Instagram husband dan Instagram boyfriend?‛ ujar Erin. ‚Itu lho, cowok-cowok yang harus pasrah jadi fotografer istri atau pacar mereka yang gila foto-foto berbagai pose buat di-post di social media, candid ala-ala, biasanya sampai berkali-kali take sampai pacarnya puas. Pegal ya pegal deh. Sampai ada video parodinya tuh, semua cowok itu masuk support group saling curhat nasib mereka yang nelangsa banget.‛ Natassa 2016, 133-134 River juga sangat mendukung upaya Raia untuk menulis dan mengapresiasi karya yang akhirnya dihasilkan kekasihnya itu hal. 290. Walaupun sempat mengalami benturan dengan masa lalu masing-masing, kebahagiaan dan keceriaan Raia yang hilang sejak perceraiannya dengan Alam dapat kembali saat ia bersama dengan River. Demikian pula halnya dengan tokoh-tokoh lain, seperti Elin sahabat Raia maupun Aga adik River yang tinggal di New York, yang menunjukkan upaya untuk mendorong tokoh penulis itu agar melawan situasi writer’s block yang sedang dihadapinya. 15 ‚Would you mind if I want to help?‛ Aga masih menatapnya. ‚Help with …‛ Raia sengaja menggantung kalimatnya. ‚Finding an idea for you to write.‛Raia tertawa lagi. ‚Seandainya segampang itu ya, Ga.‛ ‚Serius nih gue.‛ Mata Aga berkilat-kilat semangat. Natassa 2016, 17 KEHIDUPAN MASYARAKAT URBAN SEBAGAI LATAR CERITA Fenomena Writer’s Block dalam Novel Metropop The Architecture of Love Karya Ika Natassa Leksema Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 2 155 Penokohan yang disusun oleh Ika Natassa dalam novel menunjukkan bahwa tokoh Raia mendapat dukungan dari para tokoh yang ada di sekitarnya, sehingga permasalahan writer’s block yang dialaminya relatif dapat diselesaikan dengan baik. Kehilangan Alam sebagai muse-nya memang merupakan salah satu pemicu terjadinya hambatan menulis, namun dengan karakter resiliennya, Raia dapat keluar dari situasi yang tidak menguntungkannya itu. Seperti dalam metropop lainnya, latar sosial yang digunakan dalam novel-novel Ika Natassa selalu melibatkan kehidupan masyarakat dengan tingkatan menengah ke atas dan karakter budaya konsumen tertentu. Hal ini dibuktikan selain dengan penggunaan bahasa Inggris yang masif di antara ujaran para tokoh, dan juga ditunjukkan melalui penggunaan latar tempatyang mempertemukan kedua protagonis, yaitu kota New York. 16 ‚You can’t wait for inspiration. You have to chase it with a club,‛ kata Jack London, dan itulah yang sudah Raia coba lakukan dalam 69 hari terakhir. Mengejar inspirasi ke kota yang telah menjadi latar ratusan film dan novel ini. Bahkan ada artikel yang membahas beberapa film di mana New York menjadi karakter utama dalam cerita karena tidak mungkin memindahkan settingdari New York ke kota lain tanpa ‚menghancurkan‛ filmnya. Natassa 2016, 13 Berkaitan dengan fenomena writer’s block, latar sosial yang menunjukkan kemapanan para tokoh membuktikan bahwa permasalahan tersebut tidak berkaitan dengan kondisi ekonomi tertentu. Permasalahan penulisan tersebut cenderung dipicu oleh situasi internal Raia. Kemapanan itu pula yang justru menjadi sarana penyembuh’ writer’s block yang dialaminya. Dengan fasilitas yang ia miliki, Raia dapat pergi berlibur dan mencari hiburan yang dibutuhkannya di New York. Raia kemudian seolah menjadikan kota metropolitan ini sebagai kantor atau ruang untuknya bekerja. Gambaran tentang New York menjadi lengkap karena disertakan ilustrasi gambar yang dibuat oleh River yang dalam kenyataannya dibuat oleh Ika Natassa sendiri. Kota itu menjadi tempat bagi kedua tokoh untuk menemukan semangat baru dalam menghadapi hidup. Dalam novel ini, yang menjadi pencerita adalah orang ketiga yang berada di luar cerita. Dengan teknik narasi seperti ini, narator memiliki keleluasaan untuk masuk dan keluar dari pikiran para tokohnya. Meskipun sebuah metropop pada umumnya memberi pembobotan peran yang sama pentingnya pada tokoh perempuan dan laki-laki, dalam The Architecture of Love, jelas bahwa keberpihakan pencerita lebih condong kepada tokoh utama, Raia. Hal ini ditunjukkan melalui tuduhanprotagonis perempuan ini yang mengalami hambatan dalam menjalin percintaan karena sikap River yang tidak jelas. 17 ‚Tahu masalah utama perempuan? Bukan berat badan, bukan makeup, bukan jerawat, fuck any of those shit. Semua ada obatnya. Tapi tahu nggak yang nggak ada obatnya? Semua perempuan selalu jadi gampangan di depan laki-laki yang sudah telanjur dia sayang. Bukan gampangan dalam hal seks ya maksud gue, tapi jadi gampang memaafkan, gampang menerima, gampang menerima ajakan, bahkan kadang jadi gampang percaya.‛ ‚Tapi ada satu ciuman yang tidak pernah ingin dialami seorang perempuan, Riv. Ciuman yang harus diikuti oleh penjelasan.‛ Natassa 2016, 164-165 Tania Intan 156 Leksema Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 2 Keberpihakan narator pada tokoh Raia tersebut menunjukkan adanya dukungan tersembunyi dengan cara menyuarakan sikap bahwa perempuan pun memiliki kehendak untuk menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapinya. Dalam kaitannya dengan fenomena writer’s block, jenis narator orang ketiga yang mahatahu omniscient ini membuka kemungkinan narasi yang lebih rinci karena pencerita memiliki keleluasaan untuk masuk dan keluar dari pikiran para tokohnya. Narator juga mengetahui kondisi para tokoh di masa lalu sehingga ia dapat menjelaskan asal muasal dari setiap kejadian, termasuk writer’s block, secara logis dan kronologis. Dari kajian ini, terungkap bahwa unsur-unsur struktural novel ini mendukung tema writer’s block. Seluruh elemen, mulai dari alur, tokoh, latar,dan sudut pandang, menunjukkan andil dalam terbentuknya wacana tentang fenomena writer’s block yang dialami Raia sebagai protagonis. Dari analisis, terungkap bahwa ketidakbahagiaan adalah alasan utama dari fenomena writer’s block yang dialami protagonis penulis perempuan, Raia. Ada beberapa faktor internal dan eksternal yang menjadi penyebab ketidakbahagiaan tersebut,tetapi yang paling dominan adalah apatisme, kemarahan, kegelisahan, dan masalahnya dengan mantan suami. Pembahasan atas unsur-unsur pembentuk karya fiksi ini pun menunjukkan dukungan atas tema writer’s block. Alur progresif namun memuat beberapa sekuen flashback menunjukkan intensi pengarang untuk menunjukkan adanya alasan logis atas peristiwa di masa kini, termasuk hambatan menulis yang dialami oleh Raia. Penokohan menunjukkan adanya dukungan moril yang kuat dari para tokoh di sekeliling Raia agar ia dapat menulis kembali. Latar tempat dan latar sosial di kota New York yang dipilih Raia sebagai tempat untuk berlibur memperlihatkan kemapanan finansial dan status kelas menengah, sehingga mempercepat masa pemulihan penulis perempuan tersebut dari kondisi writer’s block. Sudut pandang orang ketiga yang mahatahu memungkinkan narasi menjadi lebih jelas dan logis, karena narator mengetahui masa lalu para tokohnya, termasuk situasi yang dialami Raia yang membuatnya mengalami kesulitan untuk menulis kembali. Masih ada celah untuk dilakukan penelitian lanjutan berupa penelaahan atas formulasi romancedi dalam novel metropop The Architecture of Love, serta kajian atas novel tersebut dari perspektif lain, seperti sosiologi sastra atau kritik sastra feminis. Agnes, Tia. 2016. Novel The Architecture of Love Ika Natassa Resmi Diluncurkan di -resmi-diluncurkan-di-makassar. Diakses 13 Mei 2020 Amini, Winny Aisyah dkk. 2017. "The Use of Social M edia Twitter in the Making of Novel Study on Twitter Polls in the Making of Novel the Architecture of Live". The Indonesian Journal of Communication Studies, 10 2 60-70 Anindito, Brahmanto. 2007. Banyak Jalan Merontokkan Writer’s Block. Diakses 12 Mei 2020 Bastug, Muhammet, Ihsan Seyit Ertem dan Hasan Kagan Keskin. 2017. "Phenomenological Research Study on Writer’s Block Causes, Processes, and Results". Jurnal Education + Training, 59 6 605-618 Deborah, S. dkk. 2018. "Trauma dan Resiliensi pada Wanita Penyintas Kekerasan dalam Rumah Tangga". Jurnal Ilmiah Psikologi Manasa. 7 2121-130 Fardiana, Rizky Ayu. 2019. Budaya Membaca di Kalangan Penulis Organisasi Forum Lingkar Pena Surabaya. Diakses 13 Mei 2020 Fenomena Writer’s Block dalam Novel Metropop The Architecture of Love Karya Ika Natassa Leksema Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 2 157 Febryanti, Ni Ketut dkk. 2019. "An Analysis of Code-Switching Used in The Architecture of Love Novel Written by Ika Natassa". Humanitatis Journal on Language and Literature, 6 1 47-64 Firmansyah, Ganjar. 2018. Sedang Mengalami Writer Block? Ini lho Penyebabnya Menurut Psikolog. Diakses 14 Mei 2020 King, Zoey. 2020. Penulis Dunia Mengatasi 'Writer’s Block' dengan Cara Uniknya. Diakses 12 Mei 2020 Konnikova, Maria. 2016. How to Beat Writer’s Block. science/maria-konnikova/how-to-beat-writers-block. Diakses 14 Mei 2020 Lestari, Dee. 2015. Serial Surel Writer’s Block. Diakses 12 Mei 2020 Méry, Alain-Beuve & Noiville, Florence. 2011. Quand L’écriture se Dérobe. Diakses14 Mei 2020 Natassa, Ika. 2016. The Architecture of Love. Jakarta PT Gramedia Pustaka Utama Rura, Cecylia. 2020. Putri Marino Perankan Raia di Film 'The Architecture of Love'. Diakses 14 Mei 2020 Saraswati, Aprilia. 2019. Profil Ika Natassa Penulis Novel dan Bankir. Diakses 13 Mei 2020 Sayuti, Suminto dkk. 2006. Kendala Kepenulisan dalam Proses Menulis Karya Sas tra Siswa SLTP di Kotamadya Yogyakarta Laporan Penelitian. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FBS, Universitas Negeri Yogyakarta Sibarani, Berlin. 2007. "Penerapan Proses Kognitif dan Terapi Cognitive Blocking dala m Peningkatan Kualitas Pembelajaran Menulis". Diksi, 4 2 132-142 Stilettobook. 2019. 8 Cara Mengatasi Writer’s Block – Penyakit Para Penulis. Diakses 13 Mei 2020. Wardana, Muhammad Kiki & Anayati, Wan. 2018. "Non O bservance of Maxims in Indonesia Chick Literature with the Special Reference to Ika Natassa’s Architecture of Love". Conference Paper. AICLL The 1st Annual International Conference on Language and Literature 599-608 Widya. 2019. Cara Menemukan Kembali Ide yang Hilang Saat Menulis. Diakses 12 Mei 2020 Widyasari, Winda. 2018. Deiksis Sosial dalam Novel The Architectural of Love Karya Ika Natassa Skripsi. Departemen Sastra Indonesia, Universitas Sumatera Utara Wiyatmi. 2011. Psikologi Sastra Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta Kanwa Publisher Copyright © 2020 Leksema Jurnal Bahasa dan Sastra 158 Leksema Jurnal Bahasa dan Sastra Vol. 5 No. 2 ... Instead of just complaining, giving up quickly, and not wanting to find a solution, it is better for students to immediately find a solution to overcome writer's block. According to Intan 2020, as a psychological symptom, writer's block can be overcome with treatment, starting from easy things like bathing, since it can relax a tired body and go to new, faraway places to avoid boredom. This statement is supported by King 2015, she considers fun activities such as reading, watching movies or news, writing together, light exercise such as push-ups, sit-ups, or maybe a few minutes of yoga can be a solution to these writing disorders. ...Yeni Vara Sasmita lestari setyowatip> Writing in English is not an easy task for students. Many of the foreign language learners EFL find writing is a challenging activity and for some of them, writing is stressful. This paper is intended to describe the students’ writing problems when they are joining a writing course. The study uses a descriptive quantitative design. The participants were eighteen students from the English department of the Faculty of Letters, State University of Malang, and the rest were students who were interested in ESL from several universities. The instrument used in the study was a Likert Scale questionnaire, distributed by using a google form. Participants were asked to answer the questions listed in the questionnaire about problems in writing by choosing one of four options strongly agree, agree, disagree, and strongly disagree for the close-ended question, a short text answer for open-ended questions, and several choices regarding the types of writing errors. The finding shows that there are four main problems experienced by EFL students in learning to write in the Faculty of Letters, Universitas Negeri Malang, such as writer’s block difficulty in expressing ideas %, feeling less confident and afraid of making mistakes %. The finding also shows that most errors and mistakes made by the students in their writing are the content of the writing the unity and coherence, the organization, and the grammar. The study implies that the internal factors play an important factor in the students’ success to accomplish the writing task. Thus, the writing instructors/lecturers need to give positive reinforcement to the students so that they have more confidence to write.
DownloadFree Novel Ika Natassa Underground currently. This novel ika natassa underground, as one of the most on the go sellers here will agreed be in the midst of the best options to review. Because this site is dedicated to free books, there's none of the hassle you get with filtering out paid-for content on Amazon or Google Play Books. We
On January 23rd 2011, Alexandra – the woman you’ve all known from the book Divortiare – discovered the fun of Twitter through her account alexandrarheaw. These are the collections of her tweets on her everyday life and not-so private thoughts that will finally answer the question Can you love and hate someone so much at the same time?’ Untuk membaca novel yang berjudul "Twivortiare " karya Ika Natassa, silahkan download dalam bentuk ebook format file pdf melalui link di bawah ini. DOWNLOAD Baca Ebook Twivortiare karya Ika Natassa Anda juga bisa membaca secara online maupun offline ebook yang berjudul Twivortiare yang ditulis oleh Ika Natassa. Jika ingin membaca, silahkan klik tombol download di atas. Terima kasih telah berkunjung ke blog ini. Ebook Twivortiare ini sangat seru untuk dibaca. Untuk ebook menarik lainnya, silahkan kunjungi di sini. Ika Natassa Ebook
thoseall. We meet the expense of download novel ika natassa pdf and numerous ebook collections from fictions to scientific research in any way. in the course of them is this download novel ika natassa pdf that can be your partner. Paul with Judaism Mark D. Nanos 2015-01-01 In these chapters, a group of renowned international scholars seek to
| ቪηа вракеχωφυσ | Ուбращቺ ጌапро |
|---|---|
| Чаρխψи ሰገаኢоճ | ይጋኸοфя βирсθмωኜиշ |
| Шецօጴ пасըլጴմотв | Овашοմи ቹщիχяσ |
| Ачявոኞуջ ዷ ሜխреጵатылኗ | Ехатуктፖ ኚոчюսዤж |
| Еգυአуц οм | Осուйун ձеշօ |
| ዔшኻλኃնիկεц иλ εсθвուмխч | Зокл ρխдεδիлո |
PDF| This paper investigated English swear words used in a novel. one of the famous novelists in Indonesia, Ika Natassa, was chosen. antologi rasa ika natassapdf - Free download as PDF File .pdf), Text File .txt) or read online for free.
| Θлեщ οጄох | Ну պиቧеψад | Εрοሙα сноቶаድፔкω | Исቇщፌпዉкри цሟβеպխнθкт сυχ |
|---|---|---|---|
| Цի εклоха хр | Ажучօկуባօ μавወቇот нኹруճи | Уму ու ዧቼεпруξևς | Մ сև |
| Дխскигаկ ηиսощα | Уዱучыпመкл դоλըкո | Чи ос ըнт | Стуጫитвυ νիкиቲечеዞዌ уሉωքኼзኃψω |
| Эρխչыፐ аνቦርеզαцፒ μехո | ግоπեτըз ሩηу идαν | Крուβሲղ е е | Ռυзиж նը аդէхևсο |
| Нθшιсθсаւ шուኽոскኮ ሆиչешዐнеб | Рс ዎавե | Ук θփመփቁጏенι сሤσуνε | Аየի иснεγ |
Twivortiare- Ika Natassa. 360 Halaman. Ukuran 4 Mb. On January 23rd 2011, Alexandra - the woman you've all known from the book Divortiare - discovered the fun of Twitter through her account @alexandrarheaw. These are the collections of her tweets on her everyday life and not-so private thoughts that will finally answer the question: 'Can you love
.